Guru Bahasa Jawa MTsN 4 Bantul Mengikuti Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah  

Bantul ( MTsN 4 Bantul )- Wijiyati guru Bahasa Jawa mengikuti  pelatihan guru utama revitalisasi bahasa daerah pada  hari  Sabtu  ( 25/05/2024 ) yg dilaksanakan di Grand Rohan Jogja oleh Balai Bahasa Yogyakarta. Diikuti SD/MI, SMP/MTs se-Daerah Istimewa Yogyakarta  masing masing diwakili 12 guru,  tiap jenjang dibagi 6 kelas pelatihan.

Kelas geguritan, macapat,  cerkak, aksara jawa, maos aksara jawa, musikalisasi geguritan. Wijiyati dari MTsN 4 Bantul masuk pada kelas maos aksårå Jåwå.

Ketua panitia_Dr. Ratun Untoro mengajarkan materi kepada guru dan imbasnya kepada siswa yang nantinya dinas kebudayaan akan mengagendakan kompetisi berkaitan dengan materi yang dipelajari   pada kegiatan ini. Selanjutnya pengimbasan hasil diklat harus diberikan ke siswa untuk diikutkan dalam lomba yang akan diadakan di Balai Bahasa Yogyakarta ( BBY).

Hadir Kepala Balai Bahasa Yogyakarta( BBY_) Dwi Pratiwi dalam sambutannya mengatakan ,”Idealnya kegiatan dilaksanakan 4 hari, namun kita hanya bisa melaksanakan  1 hari, harapannya peserta dapat dengan mudah menerima materi dan dapat mengimbaskan kepada guru lain utamanya pada siswa”.

Selanjutnya sambutan Kepala Disdikpora DIY_Didik Wardaya, didik menjelaskan  tentang olah rasa, olah raga untuk menyelesaikan maslaah kehidupan berprinsip bagaimana dalam pendidikan mengelar sebuah gandewa dan berkonsentrasi membangun spirit sawiji, greget, sengguh, ora mingkuh dengan memahami nilai-nilai budaya, anak-anak dapat bertoleransi dengan baik. Pembelajaran dapat dilakukan dengan cara pembelajaran sendiri, tematik integratik dengan cara berkolaborasi dengan mata pelajaran lain. Bagaimana menciptakan kelas dengan suasana kejogjaan. Misalnya tulisan bahasa Jawa/aksara jawa ada di dalam kelas. Bahasa Jawa jangan sampai kalah dengan cerita dari barat,”ungkapnya’.

Pemaparan  materi dari beberapa Kasi bahasa sastra Dinas Kebudayaan DIY, Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, Kulon Progo dan Gunung Kidul dengan ciri khas masing-masing mempunyai keunikan tersendiri, membuat suasana diklat menyenangkan katan Wijiyati ketika di wawancara team publikasi setelah selesai mengikuti diklat.(ym)